Aku sekarang : yang BERJILBAB

aku, dan hijabku 

                 Mungkin bila ada saatnya untuk berubah, it berarti sekarang. Setelah melaui berbagai macam cobaan, dan berbagai macam cambuk dan dera. Benar memang, jika ada yang berkata bahwa masa2 ramaja merupakan pencarian (atau mgkn lbih tepatnya pembentukan) jati diri. dan kini aku tak bisa di katakan sebagai remaja lagi. I almost seventeen! and i've got my character!. Yes! that's me! seorang wanita yang tak goyah, disangga oleh berbagai macam doa dan keyakinan pada Allah. harus. semuanya telah berlalu. selesai sudah kucari dan ku temukan kini jati diri baru. wanita-wanita islam. yang membawa nama baik islam, meski nodanya kini kemana-mana. termasuk aku. aku tau aku bukanlah wanita suci. sungguh terlalu banyak noda melekat padaku. tak lurh meski di basuh dengan 7x mandi besar. aku tau dosaku mungkin tak terhitung lagi. Tapi bukanlah Allah maha pengampun? tak kupedulikan lagi semua kata orang tentangku. kini aku berjilbab dan itulah simbol kemantapan hatiku. kuterpa semua aral. ayah, ibu, tetangga, orang2 dekat, masa lalu, semua yang menarik2ku dan berusaha mencekal langkahku. kini kudapatkan restu dari semuanya. tak perlu lagi kudengar bila ada kata2 miring tentangku dan hijabku, karena hakikatnya aku berubah bukan untuk mereka yang melihatku. namun untukku sendiri. akan kuusahakan untuk tak sampai menodai nama islam: agamaku yang hijabnya mulai dipakai wanita-wanita kafir (mungkin juga aku termasuk), ayah dan ibu : karena memberikanku restu, dan teman2 yang telah mendukungku. lalu dengan derai air mata  karena takut, yakin, senang, campur aduk rasanya, kumantapkan hati untuk berubah sejak hari ini. memulai kembali dengan langkah baru, lembar baru : Bismillahirahmanirrohim.... Ya Allah.. karena hanya dengan ridlomulah aku berangkat, maka ridloilah.. amin

Bout Mummy

                    Mummy : lahir tanggal 11 Juni 1961. Hanya seperti ibu-ibu kebanyakan : cerewet, suka teriak2. itu menurutku dulu. Sekarang tidak lagi. mungkin karena seiring betambahnya kedewasaaanku, membuatku mengerti arti teriakan2 ibu. omelan-omelan ibu. marah2nya ibu.dan semua tentangnya. Sekarang, ibu tak lebih dari seorang wanita tua yang biarkan sisa umurnya kusisap perlahan dan kuhabiskan hidupnya untuk berpeluh-peluh merawatku.

                Ibu bukan juga seseorang yang istimewa buatku. Hanya SANGAT istimewa. Sering kudengar keluh  kesah kawan-kawanku tentang ibu mereka, namun aku bungkam. tak seharusnya aku mencela atau merasa kurang. karena yg kudapat justru sebaliknya. Hanya seseorang yang jarang menemuiku karena pekerjaan. yang mementingkan pekerjaan. itu yang kupikirkan dulu. sekarang tidak. untuk seseorang yang uangnya kuhabiskan untuk sekolah selama 7 jam per hari, keringatnya yang kuhabiskan dengan les 1.5 jam per hari dengan biaya yang tak murah yang usahanya kuhabiskan dengan makan 3x sehari, belum lg uang sakuku, belum lagi memasakkanku dan membiarkanku tidur lelap bahkan ketika beliau sebenarnya lebih lelah daripadaku. Ku kuras habis air matanya untuk mendoakanku siang-malam, padahal tak pernah aku membuatnya senang. yang justru sering kali kubuatnya kecewa dan menangis di dalam sholatnya.

               Sering beliau bersikap hangat, mencairkan suasana. rumah rasanya sepi dan garing bila tak ada ibu. aku dan ayah tentu tidak cocok jadi teman 'ricuh' untuk menghangatkan suasana. kami cenderung seperti berdialog dalam pikiran masing-masing. namun tidak demikian halnya dengan ibu. cairkan suasana. mampu bercerita layaknya teman bahkan ketika sikapku yang pemalu dan intovert muncul. enak sekali diajak bicara ketika ayah tak mampu melakukannya.  

                 Maafkan aku bu. Terimakasih untuk setia temaniku dalam suasana apapun. berikanku waktu untuk balajar dalam kedewasaanku tentangmu. Terimakasih untuk berikanku kesempatan mengaji pada orang yang tepat dan izinkanku berubah lebih baik dengan izinkanku kenakan jilbab meski kau tau aku bukan wanita sempurna. namun hanya seorang gadis yang belajar untuk jadi lebih baik. :') terimakasih. <3 u mom :*